BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Wednesday, 30 November 2011

Benih

Ada sebuah benih yg tercecer & tdk dipedulikan orang.
Karena merasa rendah diri,
benih itu menganggap dirinya tdk penting.
Suatu hari,
angin kencang datang,
tiba² ia terjatuh ke sebuah tanah terbuka & terpanggang di bawah sinar matahari.
Dia merasa bingung,
mengapa ia harus mengalami semuanya itu?
Tak lama air hujan turun sebagai gantinya terik matahari; Kadang gerimis & kadang hujan deras.
Sementara waktu berlalu & tahun berganti, ia melihat seorang pengelana duduk di dekatnya, “Terima kasih Tuhan untuk ini, Saya sangat membutuhkan istirahat.”
“Apa yg kamu bicarakan?” Tanya si benih
Benih itu memang melihat beberapa orang duduk di dekatnya dlm beberapa tahun terakhir, namun tak ada yg berbicara seperti itu.
“Siapa itu?”
“Ini aku, Benih..”
“Benih?” Pria itu melihat pohon raksasa itu, “Apa kamu bercanda?
Kamu bukan benih!
Kamu pohon!
Sebuah pohon raksasa!”
“Benarkah?”
“Ya!
Kamu pikir kenapa smua orang itu datang ke sini?
Untuk merasakan keteduhanmu !
Jangan beritahu saya bahwa kamu tidak tau tlah mengalami pertumbuhan bersama berjalannya waktu.”
Benih sadar siapa dirinya,
Benih itu sekarang tlah menjadi sebuah pohon raksasa.

Wednesday, 23 November 2011

My life....

Ada kegundahan tersendiri yang dirasakan seekor anak katak ketika langit tiba-tiba gelap. "Bu, apa kita akan binasa. Kenapa langit tiba-tiba gelap?" ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya. Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut.

"Anakku," ucap sang induk kemudian. "Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik." jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angin bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si katak kecil. "Ibu, itu apa lagi? Apa itu yang kita tunggu-tunggu? " tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya.

"Anakku. Itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan. "Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.

"Blarrr!!!" suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putih pun kian menjadikan suasana begitu menakutkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh induknya. Tapi juga gemetar. "Buuu, aku sangat takut. Takut sekali!" ucapnya sambil terus memejamkan mata.

"Sabar, anakku!" ucapnya sambil terus membelai. "Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang," ungkap sang induk katak begitu tenang.

Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia berteriak kencang, "Ibu, hujan datang. Hujan datang! Horeeee!"

Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum.


Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan. Persis seperti anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan.


Benar apa yang diucapkan induk katak: jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang ditunggu, jika TUHAN berkehendak pasti akan datang bersama kesukaran ada kemudahan. Sekali lagi, bersama kesukaran ada kemudahan.
---selalu bersyukur untuk segala sesuatu yang diberikan---